Sabtu, 14 Januari 2017

Jenis Tari Menurut Pola Garapan

Berdasarkan atas pola garapan, tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
 
1.    Tari Tradisional
Tari traisional adalah tari yang sudah mengalami suatu perjalanan sejarah yang cukup lama dan selalu pola kepada kaidah-kaidah tradisi yang telah ada. Tari tradisional berdasarkan atas nilai artistik garapannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
 
a.    Tari Rakyat
Tari rakyat (tari tradisi rakyat) yaitu tarian yang lahir atau berasal juga hidup dan berkembang di kalangan rakyat atau sekelompok masyarakat. Tari rakyat sebenarnya bertumpu pada unsur-unsur primitif. Tari primitif merupakan tarian yang paling tua umurnya, bahkan diperkirakan tari primitif sudah ada semenjak manusia adadan terdapat di daerah-daerah pedalaman dengan gerak, iringan maupun kostum sangat sederhana. Tari Primitif diselenggarakan pada upacara-upacara adat dan agama serta bersifat magis dan sakral. Oleh karena tari takyat bertumpu dari tari primitif, maka lahirnya tari rakyat merupakan ungkapan sekelompok masyarakat, di dalam rangkaian sosial dan religius atau tari rakyat digunakan oleh masyarakat setempat untuk upacara adat maupun hiburan / pergaulan. Dengan demikian, bentuk-bentuk tari rakyat antara daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda-beda.

Sebagai contoh antara lain :
-         Tari Rakyat dari Ponorogo adalah Reog
-         Tari Rakyat dari Sragen adalah Tayub
-         Tari Rakyat dari Wonogiri adalah Kethek Ogleng
-         Tari Rakyat dari Jawa Barat adalah Kethuk Tilu
 
b.    Tari Klasik
  Tari klasik (Tari Tradisi Klasik) adalah tarian yang bernilai artistik tinggi dan mempunyai standar atau norma yan cukup kuat sehingga ada pembakuan gerak dan mengandung konsep simbolik dan filosofis. Biasanya berasal dan berkembang di lingkungan istana raja dan bangsawan. Pada tari klasik pasti mempunyai nilai tradisional, sedangkan tari-tarian tradisional belum tentu mempunyai nilai klasik.
Adapun batasan-batasan bentu seni klasik antara lain :
 
-         Bermutu tinggi
-         Bertahan lama
-         Mempnyai pola dasar yang mantap
                        -         Adanya pengakuan dari pakar seni dan masyarakat
 
Sebagai contoh tari tradisi klasik antara lain Tari Bedhaya, Tari Srimpi, dan lain sebagainya.
Dengan adanya tari tradisi rakyat dan tari tradisi klasik kemudian muncul istilah Tari Tradisi Daerah, maka yang disebut Tari Tradisi daerah adalah tarian yang menjadi ciri khas atau adat dari suatu daerah, dan bisa berasal dari tari tradisi klasik ataupun tari tradisi rakyat daerah setempat.
Sebagai contoh :
 
i.       Tari Tradisi daerah Surakarta atau Tari Tradisi Surakarta, yaitu Tari Bedhaya, Tari Srimpi, Tari Gambyong, Tari Klono, Tari Golek.
 
ii.    Tari Tradisi Bali, yaitu Tari Pendhet, Tari Kecak, Tari Oleg Tambulilingan, Tari Legong Kraton.
 
iii.  Tari Tradisi Jawa Barat, yaitu Tari Jaipongan, Tari Kethuk Tilu, Tari Monggawa, Tari Anjasmara.
 
iv.  Tari Tradisi Jawa Timur, yaitu Tari Ngemo, Tari Beskalan, Tari Gandrung Banyuwangi, Tari Punjari.
 
2.    Tari Kreasi
Tari Kreasi merupakan tari yang timbul karena adanya keinginan untuk mengolah, mencipta, ataupun mengubah gerak yang menjadi dasarnya. Tari Kreasi merupakan media yang membuka kebebasan kepada seniman-seniman tari di dalam mencari kemungkinan-kamungkinan baru di bidang seni tari. Tari kreasi ini ada yang mengacu pada bentuk yang sudah ada, misalnya gubahan dari tradisional yang kemudian disebut dengan Tari Tradisi Kreasi. Sebagai contoh Tari Kukila, Tari Pejuang, dan lain sebagainya. Di samping itu ada pula yang sifatnya tidak berpijak pada pola-pola tradisi, tetapi lebih merupakangarapan baru yang tidak berpola pada standar tari yang sudah ada kemudian disebut Tari Kreasi Baru. Kemunculan tari kreasi baru ini merupakan perkembangan dari seni yang sudah ada dan menjadi suatu kenyataan dari tuntan jiwa yang menginginkan kebebasan lepas dari ikatan tradisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar